TAHUKAH KAMU BATIK TIGA NEGERI

BATIK TIGA NEGERI

Kerumitan dalam membuat sepotong batik tulis ternyata masih belum cukup jika kita tahu sejarah motif Batik Tiga Negeri. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Pekalongan, Lasem, Solo. Pada zaman Kolonial wilayah memiliki otonimi sendiri dan disebut negeri, maka disebutlah Batik Tiga Negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas masing-masing daerah masih wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya.

Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besaar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik tersebut dibawa Ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, yang terakhir batik diwarna coklat sogan yang khas di kola Solo. Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik zaman sekarang, maka kain Batik Tiga Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik.

APA ITU BATIK TIGA NEGERI?

Dikalagan Kolektor, pecinta batik, budayawan dan sejarawan, nma batik ini tentu tidak asing lagi. Namun, banyak dari genegrasi milenial yang tak banyak mengetahui jenis wastra ini. Padahal, batik tiga negeri juga tersedia dalam ragam gaun, kemeja outer, hingga tas jinjing.  Batik Tiga Negeri merupakan batik yang mulanya mengalami proses pewarnaan yang berpindah-pindah di tiga Daerah yakni Pekalongan, Lasem, dan Kudus.

Bahkan mitosnya, jika pewarnaan kain tidak dilakukan di daerah yang semestinya, misalnya pencelupan warna merah tidak dilakukan di Lasem, maka tidak akan mendapatkan warna merah yang Khas Lasem ataupun tidak akan mendapatkan warna yang sesuai.

CIRI KHAS BATIK TIGA NEGERI

Salah satu mahakarya Cina si Pesisir Utama Jawa Solo ini, sarat akan pesan akulturasi dan keberagaman budaya. Batik Tiga Negeri hadir dikala masa sulit kependudukan kolonial, kebangkitan kesadaran akan nasionalisme dan krisis ekonomi di tanah Jawa. Hal tersebut tercermin dari warna merah getih pitik (darah ayam) cerminan tradisi Cina dari Lasem, Biru indigo khas batik Belanda asal pekalongan dan warna coklat soga yang sarat akan makna filosofis jawa. Sedangkan dari segi motif perpaduan antara budaya Cina, Jawa, dan Belanda terlihat jelas pada motif hong, bunga mawar, tulip, bunga peoni, kupu-kupu dan parang.

BATIK TIGA NEGERI

Batik Tiga Negeri pada abad ke-20 sangat populer karena produksinya sangat masif di mana-mana. Menurut keturunan pembuat batik tiga negeri, batik ini memang mempunyai langganan yang luar biasa besar. Tidak hanya di jawa bahkan sampai Indonesia timur kemudian sampai ke Sumatra, Sri Langka, Myanmar, dan juga negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Namun sayang, kini batik klasik ini terancam punah karena salah satu produsen Batik Tiga Negeri yang terkenal, yakni keluarga Tjoa telah berhenti produksi. Alasanya, karena sulitnya mencari pengrajin batik yang baik dan sesuai. Ketersediaan bahan juga menjadi kendala lainnya menginggat biaya produksi yang semakin tinggi

 

sumber https://indonesiatripnews.com/perjalanan-wisata/cerita-perjalanan/melihat-dari-dekat-batik-tiga-negeri-di-batang/

Tinggalkan Balasan

WhatsApp