SEJARAH BATIK JLAMPRANG

Motif batik khas pekalongan diidentikan dengan motif Batik Jlamprang meski di pekalongan banyak sekali motif yang berkembang seperti buketan dan lainnya. Batik Jlamprang pekalongan kini menjadi ciri kotan dan penghias ornamen di salah satu hotel be bintang di kota batik bisa sobat jumpai dengan mudah. Filosofi Batik Jlamprang bisa kita pelajari dengan langsung bertemu pengrajin batik jlamprang di kelurahan krapyak.
Batik merupakan bentuk karya seni klasik yang diwariskan secara turun-temurun dan kehadirannya memiliki arti panjang dalam adat istiadat. bagi masyarakat Jawa. Dalam catatan sejarah menyebutkan, bahwa perkembangan kejayaan batik pekalongan sudah dimulai pada masa kerajaan Mataram Islam atau sekitar abad 17 Masehi. Didalam dokumen milik V.O.C disebutkan bahwa pada tahun 1740 an sudah terjadi pengiriman kain yang berasal dari Pekalongan ke Batavia.
SEJARAH BATIK PEKALONGAN
Motif Batik Pekalongan adalah Motif Jlamprang yaitu suatu motif yang berbentuk semacam nitik dari yogyakarta yang disebut juga dengan motif batik geometris biasanya berbentuk lingkaran maupun segitiga. Motif Batik Jlamprang Pekalongan mendapatkan inspirasi motif batik yang dari para pedagang asal Gujarat, India. Yaitu, dari kain tenun yang berbahan sutra yang dibduuat dengan teknik ikat dobel atau patola.  Kemudian oleh masyarakat pekalongan  diadopsi ke dalam motif batik yang serupa motif tenun tersebut. Jadilah Motif Jlamprang berupa ceplok yang terdiri dari bentuk bujur sangkar dan persegi panjang yang disusun menyerupai anyaman pada kain tenun patola.  Ditambah dengan warna-warna khas  Batik Pesisir Pekalongan, Tercipta motif jlamprang yang indah.
Pada  waktu pendudukan Belanda dimasa lalu, sedangkan warna-warna cerah pada batik pekalongan dipengaruh kuat oleh Cina, India dan Arab. Pengaruh tersebut dibawa langsung oleh para pedagang yang yang melakukan perniagaan di negri Indonesia dan singgah di Pekalongan.
PENGERTIAN BATIK JLAMPRANG
Adalah batik hasil kreasi masyarakat kota Pekalongan sebagai pewaris budaya dengan mengetengahkan ragam hias ceplokan dalam bentuk lung-lungan dan bunga padma yang ditengahnya.
Sejarah Perkembangan Batik Pekalongan yang tidak mengikuti pakem keraton menjadi sangat menarik. Pewarnaan yang cerah berwarna warni serta keberanian mengambarkan motif berupa flora dan fauna menjadi ciri khasnya. Pekalongan kota pesisir yang ramai akan kedatangan para saudagar dari berbagai belahan dunia maupun nusantara seperti dari bugis sulawesi, sumba dan yang lain.
Awal mulanya sekitar pada abad ke 17, para saudagar dari india yang datang ke kota-kota yang dekat dengan pantai utara jawa, salah satunya Kota Pekalongan yang mereka singgahi. Para pedagang dari India ini membawa berbagai macam barang dagangan, salah satunya ialah kain sutra dan polikat. Kain tenun ganda atau yang disebut dengan kain patola merupakan barang dangan yang sangat diminati oleh golongan masyarakat menengah ke atas. Kain tersebut memiliki ragam hias yang diberi makna oleh masyarakat setempat sesuai dengan keyakinan mereka.
Kemudian pada saat terjadi kelangkaan pasokan kain patola di pasaran, para pengusaha pekalongan yang berasal dari keturunan Arab, Cina maupun pribumi membuat inisiatif kain yang beragam hias kain tenun patola menggunakan proses batik. kain tersebut disebut dengan Jlamprang (Asa, 2006: 79).
Oleh sebab itu, makna simbolik batik jlamprang adalah merupakan motif batik asli kota Pekalongan dengan makna lambang-lambang agama hindu-syiwa yang beralitan Tentara. Aliran tentara merupakan salah satu aliran pemujaan terhadap Dewa Syiwa dan masyarakat pekalongan kuno menggunakan batik jlamprang sebagai benda upacara pada saat perayaan berkembang setelah kota pekalongan ditinggalkan wangsa sanjaya ke Jawa Timur pada abad 10 Masehi.
KESENIAN BATIK JLAMPRANG PEKALONGAN
Kegunaaan  motif  batik jlamprang dalam bentuk pemakaian kain batik ini secara sakral menyimbolkan jika batik jlamprang merupakan media yang digunakan untuk menghubungkan antara dunia manusia dan dunia dewa karena bentuk motifnya merupakan simbol mistis yang bisa diterima oleh dunia “Hyang”  yang menjadi dunianya ” Den Ayu Lanjar “.
Denga kata lain, Batik Jlamprang adalah warisan budaya kasmologis yang dipakai sebagai medium untuk menghubungkan dunia manusia (dunia bawah) dengan dunia para dewa( dunia atas atau dunia kayangan ).
Masyarakat Kota Pekalongan menyebut dunia atas dengan sebutan dunia “Den Ayu Lanjar” sebagai pengusaha kosmis pantai utara. Oleh karena itu, berdasarkan alam mitologi ratu laut jawa ini, maka sangatlah wajar kalo batik jlamprang disukai oleh pengusaha laut utara yaitu Den Ayu Lanjar.
Ada sebagian dari masyarakat  kota pekalongan yang masih menggunakan batik jlamprang sebagai benda untuk upacara atau ritual seperti sadranan atau nyadran untuk menyatakan syukur kepada tuhan sebagai pengusaha alam. Menurut masyarakat kota pekalongan, alat-alat upacara tersebut seperti Batik Jlamprang dimaksutkan sebagai persembahan kepada Ratu Laut Utara yaitu Den Ayu Lanjar.
Meski dulu batik jlamprang sangat disakralkan untuk upacara adat, kini semua orang bisa memakai batik ini kapan saja tanpa ada sentuhan mistis di baliknya, justru sekarang dikenal dengan motif dari orang Arab di Pekalongan.
Untuk melihat sejarah perkembangan motif-motif batik yang ada di pekalongan, sobat bisa mendatangi  Museum Batik Pekalongan. Disana akan dijelaskan apa saja motif-motif batik yang berkembang di pekalongan.
Sebagai penutup pada postingan kali ini mengenai sejarah batik jlamprang pekalongan, bahwa motif batik jlamprang ini berkembang dari desa krapyak yang memang letak geografisnya berada di daratan yang berdekatan dengan pelabuhan peklaongan. Hal ini bisa dibuktikan jika pengaruh India, Cina atau Arab masih kental disini baik bertukar budaya maupun merambah ke kulinernya.  Hingga nama jlamprang menjadi nama jalan di krapyak kota pekalongan.
sumber: https://www.cintapekalongan.com/sejarah-batik-jlamprang-motif-khas-kota-pekalongan/#:~:text=Kegunaan%20motif%20batik%20Jlamprang%20dalam,yang%20menjadi%20dunianya%20%E2%80%9CDen%20Anyu
Tinggalkan Balasan

WhatsApp