4 MITOS DIBALIK MOTIF BATIK

4 MITOS DIBALIK MOTIF BATIK
Mitos seputar cerita Wayang dan Keris sering kita dengar. Tetapi mitos dibalik motif batik sudahkah Anda dengar??
  • BATIK MOTIF SIDO LUHUR

Motif ini duat oleh Ki Ageng Henis, kakek dari panembahan Senopati (pendiri kerajaan Mataram Islam di kota Gedhe, Yogyakarta). Motif ini dibuat khusus untuk anak keturunannya dengan harapan agar si pemakainya memiliki hati dan pikiran luhur sehingga hidupnya bermnfaat bagi masyarakat banyak.

 

 

Motif ini kemudian dimanifestikan oleh Nyai Ageng Henis ke dalam lembaran kain (dicanting).Mitosnya, Nyi Ageng selalu menahan nafas dalam mencanting sampai habisnnya malam (lilin yang digunakan untuk membatik berbaku dari sarang lebah) dalam canting tersebut.Hal itu dimaksudkan agar kosentrasi terjaga dan seluruh do’a dan harapan dapat tercurah secara penuh ke kain batik tersebut.

 

  • BATIK MOTIF PARANG

Motif ini dibuat oleh Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam yang bertahta 1530-1534. Panembahan mendapat inspirasi semasa ia melakukan teteki (menyepi dan bersemedi) sebelum menjadi raja, di goa pinggir Laut Selatan. Ia begitu kagum terhadap stalagmit dans talaktit yang ada didalam goa yang dalam pandangan panembahan sangat khas, khususnya pada saat gelap. Setelah menjadi Raja Mataram, ia pun memerintahkan para putri ktaron untuk mencanting motif tersebut.

 

  • MOTIF BATIK TERUNTUM

 

Motif ini dibuat oleh Kanjeng Ratu Beruk, selir dari Paku Buwono III (bertahta 1749-1788) di kraton surakarta. Motif Truntum merupakan refleksi dari sebuah harapan, walaupun langit malam tiada bulan, masih ada bintang sebagai penerang. selalu ada kemudahan di setiap kesulitan. Sekecil apa pun kesempatan, ia tetap bernama kesempatan.

 

  • CORAK BATIK UDAN LIRIS

Konon dulu motif batik ini merupakan batik larangan di kalangan Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Motif batik ini hanya diperkenankan untuk dipakai oleh keluarga kerajaan.  Batik motif Udan Liris ini lahir ketika Pakubuwono III menjalani laku teteki, atau yang disebut juga ibadah mati raga.

Kemudian tiba-tiba datang hujan gerimis dan angin bertiup, suasana inilah yang mengilhami pakubuwono III menciptakan motif batik udan liris pada pertengahan abad XVIII. Motif batik udan liris memiliki makna ketabahan dan harus tahan dalam menjalani hidup, tetapi prihatin walaupun dilanda hujan dan panas. Tidak boleh mudah mengeluh, karena segala halangan dan rintangan itu harus bisa dihadapi dan diselesaikan bersama-sama.

Meskipun ada beberapa mitos pada motif batik sepuh ( kuno ). namun sekarang ada banyak sekali dan dalam berkembangannya mengalami berbagai perubahan bentuk dari motif  aslinnya…

 

 sumber :

https://www.cio.co.ke/5-hot-infrastructure-and-operations-trends-and-4-going-cold/hot-and-cold_flames_water_yin-yang_hands-cupping-fire_by-image-by-jonny-lindner-via-pixabay-100827364-poster-wide-large/

https://www.semarangpos.com/sidoluhur-batik-pembawa-kemuliaan-1044612/amp

Tinggalkan Balasan

WhatsApp